Holaa!
Jalan-jalan kali ini bareng keluarga besar, papa pun sampai
ikut! Memang sudah direncanakan berwisata ketempat yg memang papa pengen
kunjungi. Yups Kampung wisata Taman Lele Semarang merupakan sebuah objek wisata alam
sekaligus taman hiburan keluarga di yang terletak di kota Semarang. Obyek
wisata ini memiliki luas lebih dari 2 hektare, memiliki aneka permainan untuk
keluarga baik permainan air atau pun permainan darat. Terdapat juga kebun
binatang mini, serta penginapan. Kampung wisata Taman Lele Semarang menawarkan
panorama alam asri, dengan danau buatan yang dijadikan tempat bermain sepeda
air. Danau buatan tersebut dikelilingi oleh pepohonan yang rindang. Terdapat
juga kebun binatang mini dengan beberapa aneka satwa seperti merak, ular
phyton, buaya, iguana, kelinci, dan burung cendrawasih.
Kampung wisata Taman Lele Semarang terletak di jalur pantura,
tepatnya di Jalan Walisongo KM 10 Kecamatan Ngaliyan Semarang. Dari jalan raya
terlihat halaman luas dan gapura besar bertulis "Kampoeng Wisata".
Nah inikah taman lele itu? Kesan pertama bagus juga, asri. Selanjutnya,
niat saya adalah berjalan ke semua sisi lokasi taman lele ini. Saya lihat ada
jalan memanjang lurus kedepan dan dikanan-kirinya taman berumput hijau. Didepan
menghadang pohon-pohon tinggi nan sejuk. Dikiri jalan saya lihat ada
semacam kolam luas, seperti kolam pancing. Iya ini mungkin isinya lele.
Disudut-sudut kolam terlihat dilengkapi gazebo untuk tempat duduk-duduk.
nama Taman Lele ternyata berkaitan dengan sejarah tempat
itu. Konon sebutan Taman Lele muncul karena ada kolam yang dihuni beberapa ekor
lele. Kolam yang ada di bawah pohon besar itu, bagi orang awam sepintas
biasa-biasa saja. Namun bagi orang-orang yang punya daya linuwih, bisa melihat
bahwa kolam itu dihuni pula oleh lele siluman. Kepalanya seperti lele-lele pada
umumnya, tetapi tubuhnya hanya terdiri dari duri. Air kolam itu berasal dari sebuah
mata air yang persis berada di kaki bukit. Konon, dulu air dari tempat itu
sering digunakan warga sekitarnya untuk keperluan hidup sehari-hari. Bahkan,
sawah yang dulu berada di sebelah utara jalan raya, juga mendapat aliran dari
tempat tersebut. Mata air itu dipercayai warga dihuni seorang siluman, bernama
Sarinah. Oleh warga, nama itu kemudian biasa disebut Nyi Tuk Sari. Tuk adalah
bahasa Jawa yang berarti sumber mata air. Setiap kali akan punya hajatan mantu,
warga sekitar taman selalu datang dan sambil membawa sesaji. Mereka percaya,
jika hal itu tidak dilakukan, acara yang diadakan tidak akan berhasil.
Yah namanya juga mitos kan, tapi disini enak banget loh udaranya masih
sejuk pemandangannya indah masih banyak yang hijau-hijau!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar